Penyebab penyakit jantung koroner

Cara hidup ideal yang kali ini saya akan bagi adalah tentang penyebab utama penyakit jantung koroner, dengan mengetahui penyebabnya maka kita akan dapat mengatur pola hidup untuk menghindari penyakit ini sehingga hidup kita menjadi ideal.
Jantung…sampai kapan kau akan berdetak? Tik..tik..tik seperti detak jarum jam, begitulah detak jantung kita… teratur dan berirama. Rata-rata jantung kita berdetak 60-100 kali per menitnya, lumayan berat kerjanya…hmmm.
Kerja yang seberat itu sudah selayaknya kita beri imbalan, namun bukan imbalan uang seperti yang biasa kita terima melainkan imbalan berupa pemeriksaan Apo B dan hs-CRP untuk mengetahui kondisi terkini jantung kita.
Tidak saja di Indonesia, diseluruh dunia pun penyakit jantung koroner (PJK) masih menjadi penyebab kematian tertinggi. Siapa saja dan kapan saja memang bisa terkena olehnya.
Aterosklerosis
Penyakit jantung koroner terjadi bila lemak menumpuk dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang disebut dengan aterosklerosis. Nah,.. penyempitan pembuluh darah tidak saja disebabkan oleh kadar kolesterol yang tinggi, melainkan juga Apo-B dan hs-CRP.
Lemak yang berasal dari makanan akan masuk ke dalam pembuluh darah setelah bergabung dengan protein dan membentuk suatu partikel yang dinamakan lipoprotein. Selain HDL, semua partikel lipoprotein (VLDL,IDL dan LDL) termasuk dalam kategori partikel aterogenik, yaitu partikel yang dapat menyebabkan aterosklerosis.
Komponen protein yang menyusun lipoprotein disebut sebagai Apolipoprotein yang jenisnya juga beragam, salah satunya disebut dengan Apolipoprotein B atau Apo B. Apo B ini merupakan komponen penyusun berbagai partikel aterogenik yang bila jumlahnya berlebih dapat membahayakan karena partikel LDL memiliki sifat mudah menempel di dinding pembuluh darah, kemudian di tambah dengan adanya komponen Apo B yang membuat partikel LDL tertahan lebih lama di lapisan dalam dinding pembuluh darah (lapisan intima). Nah, semakin banyak partikel yang mengandung Apo B artinya semakin banyak penumpukan partikel yang berpotensi mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi tidak lancar bahkan ada yang terhenti… inilah yang banyak terjadi pada kejadian stroke dan serangan jantung… ooo begitu to… karena kejadiannya seperti ini maka pemeriksaan Apo B dapat digunakan untuk memprediksi risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner.
Hs-CRP (high-sensitivity C-Reactive Protein)
Peradangan (inflamasi) dalam dinding pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan kadar C-Reactive Protein (CRP) yaitu protein yang dikeluarkan oleh hati serta dihasilkan dalam jumlah besar saat terjadi infeksi juga dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis. Walaupun pada peradangan yang terjadi saat proses perkembangan aterosklerosis jumlah peningkatan kadar CRP jauh lebih kecil, namun peningkatannya cukup berpengaruh bila dibandingkan dalam kondisi normal. Nah, untuk itulah diperlukan metode yang lebih sensitif untuk mendeteksi CRP dalam jumlah yang kecil (metode hs-CRP).
Mengingat pentingnya dua faktor tadi, maka perlu dilakukan pemeriksaan Apo B dan hs-CRP. Walaupun saat ini di Indonesia belum ada Lab ataupun rumah sakit yang memihak orang miskin, namun pemeriksaan ini dianjurkan untuk seseorang dengan kondisi :
· Obesitas (meskipun tidak disertai dengan dislipidemia/gangguan lemak)
· Kolesterol LDL pada rentang normal
· Diabetes
· Gangguan lemak/sedang melakukan pengobatan gangguan lemak
Demikian saja tulisan yang saya baca dari sebuah brosur lab. prodia.. semoga informasi ini sampai ke yang membutuhkan.
Semoga pemerintahan di Indonesia bisa bersih lahir dan bathin, pemerintahan bersih rakyat sejahtera!!
Bagikan pengetahuan ini kepada orang Indonesia lain yang anda anggap membutuhkan, karena pengetahuan bukanlah milik seseorang melainkan pengetahuan adalah milik dari sang pencipta. Manusia hanya menggunakannya untuk kehidupanya. Mari berbagi kebaikan :)
Let’s Go Green. Cetak hanya bila memang sangat diperlukan
Previous
Next Post »