penderitaan dan belas kasih, kendaraan menuju pulang

selamat pagi sidang pembaca, senang sekali saya bisa menulis kembali di sela-sela aktivitas di pagi hari ini.

Dulu, semasih kanak-kanak sampai memasuki usia remaja saya selalu sebisa mungkin menghindari yang nama nya penderitaan. Maklum waktu itu ego masih sangat tinggi dan pemahaman tentang kehidupan masih sangat minim, perkenalan dengan buku-buku pun belum dimulai.

Belakangan, setelah mengalami berbagai pengalaman kehidupan dan membaca beberapa buku saya mulai bisa sedikit bersahabat dengan yang nama nya penderitaan. Salah satu cerita yang membantu saya adalah cerita tentang mertua dan menantu berikut. Ceritanya saya edit dengan bahasa saya ya sidang pembaca.

Dahulu kala ada seorang gadis remaja yang hampir setiap hari berdoa dengan doa agar kelak menikah dengan suami anak orang kaya. Disetiap kesempatan berdoa selalu saja doa nya begitu, maklum masih remaja dan berasal dari keluarga yang pas-pas an pula.

Singkat cerita, gadis ini dilamar oleh pemuda anak saudagar kaya raya di desa nya. Setelah menentukan hari baik, upacara pernikahan pun dilangsungkan. Betapa senang hati gadis itu, betapa tidak doa nya selama ini terkabul dengan bonus sang suami adalah putra tunggal.

Bulan pertama dan kedua pernikahan mereka sangat bahagia.. namun memasuki bulan ke tiga, si ibu mertua mulai bersikap tidak ramah pada nya. Berkata kasar dan menaruh curiga kepada si gadis.. "jangan-jangan ia menikah hanya untuk kekayaan saya saja" begitu kata si ibu mertua yang sampai ke telinga si gadis.

jadilah rumah yang tadinya mewah itu seperti neraka dan karena tidak tahan dengan situasi itu si gadis dengan sembunyi-sembunyi menemui sang dukun sakti dari desa seberang yang kebetulan adalah seorang guru spiritual.

"Saya tidak tahan dengan tingkah laku ibu mertua saya pak dukun" begitu kata si gadis kepada si dukun. "oh begitu, lalu apa tujuanmu datang kepadaku ?"  kata si dukun. Sambil berbisik pelan si gadis berkata "saya ingin ibu mertua saya mati saja pak dukun.." . Mendengar perkataan si gadis sontak saja si dukun yang juga guru spiritual ini berteriak kaget " jangan..jangan kamu tidak boleh melakukan hal itu!" . Lalu si gadis disuruh pulang saja oleh si dukun itu,... namun ternyata si gadis masih teguh dengan pendiriannya dan berkata tidak akan pulang sebelum mendapat jalan dari si dukun dan mengancam akan bunuh diri di tempat si dukun tadi.

Dengan tujuan agar si gadis segera pulang maka si dukun memberikan sebotol kecil cairan kepada si gadis sambil berkata "agar niatmu tidak ketahuan oleh orang lain, ini kamu saya beri racun yang akan bekerja tiga bulan kemudian dari sekarang, pelan namun pasti racun ini akan membunuh siapapun yang meminumnya.. namun ada syarat nya agar racun ini bekerja". dengan cepat si gadis menjawab "apa syaratnya pak dukun, beritahu saya segera". Dengan tenang si dukun menjawab "pertama..setiap hari buatkan ibu mertuamu sarapan dan tuangkan sedikit racun ini ke air putih yang akan diminum oleh ibu mertuamu saat sarapan, kedua.. Bersihkan kaki ibu mertuamu setiap hari.. dan ketiga, yang terakhir hormati ibu mertuamu seperti kamu menghormati Dewi Kwan Im".  Dan si gadis pun mengangguk kecil sebagai tanda mengerti dan bergegas meninggalkan si dukun.

Tidak mau membuang-waktu, semua syarat yang diberikan oleh si dukun dilakukan oleh si gadis tepat keesokan hari nya. Pagi-pagi sekali si gadis bangun dan menyiapkan sarapan untuk ibu mertua nya dan dengan sembunyi-sembunyi menuangkan satu tetes racun ke dalam air minum ibu nya. Setelah sarapan siap, di letakkannya di kamar ibu mertua nya. Kemudian begitu ibu mertua nya terbangun dibersihkannya kaki ibu mertua dengan handuk basah yang hangat dilanjutkan dengan menyembah ibu mertua nya seperti ia menyembah Dewi Kwan Im. Memasuki bulan ke tiga (bulan terakhir racun bekerja), si ibu mertua menunjukkan perubahan tingkah laku. Si ibu mertua menjadi sangat sayang kepada si gadis, bahkan perlakuannya lebih sayang ke menantunya itu daripada ke putra tunggalnya. Baik sekali kepada si gadis.

Karena terbiasa dengan keseharian melayani ibu mertua dan mendapat perlakuan yang sangat baik, seminggu menjelang berakhirnya bulan ke tiga dengan terburu-buru si gadis menghadap sang dukun. Sambil menangis ia memohon kepada sang dukun agar memberi ia penawar racun. "racun itu tidak ada penawarnya " kata sang dukun dengan tenang. "bagaimana mungkin saya membunuh orang yang begitu baik kepada saya, itu sama saja seperti saya membunuh Dewi Kwan Im" kata si gadis sambil berlinang air mata. Untuk membayar kesalahannya ia mengancam akan bunuh diri saat itu juga di tempat si dukun. "jangan.. jangan bunuh diri disini" kata si dukun.

"sebenarnya saya tidak pernah memberikan racun kepadamu, apa yang berikan tempo hari adalah multivitamin.. hahaha" kata si dukun sambil tertawa.

Pesan yang saya dapatkan dari cerita tadi adalah penderitaan yang dialami gadis itu membuatnya terpanggil untuk pulang dan belas kasih yang dilakukan si gadis kepada ibu mertua nya membawa nya masuk ke rumah pencerahan.

Semoga cerita ini juga menginspirasi Anda, selamat pagi selamat beraktivitas.

baca juga cara hidup ideal , pengembangandiri, marketing dan  financial planning

Latest
Previous
Next Post »